Dari setengah tahun pemakaian Honda PCX 160, ada beberapa kelebihan dan kekurangan yang saya rasakan dari motor ini. Tentu ini hanyalah pendapat personal dari pengalaman saya sendiri. Preferensi orang tentu bisa berbeda-beda, tergantung sebanyak apa motor yang sudah dirasakan, dan juga faktor lainnya.
Saya sendiri pernah mengendari cukup lama beberapa motor antara lain Yamaha Vixion, Yamaha R15, Yamaha Soul GT, Honda Scoopy, Honda Vario 110, Honda Vario 150, Honda BeAT, Honda Win, Honda Supra, dan beberapa motor lainnya. Jadi bisa dibilang pengalaman saya tidak melulu motor itu-itu saja.
Oke, kita mulai dari kekurangan dan kelemahan Honda PCX 160 versi saya dan RevsPassion.
Kelemahan Honda PCX160:
1. Starter motor harus menarik keras rem belakang, tarik rem depan tidak bisa, tarik rem belakang sedikit juga tidak bisa, harus tarik cukup dalam tuas rem kiri baru bisa hidup starter motornya. Ini terkadang cukup merepotkan, tapi mungkin alasannya adalah keamanan. Jadi, saya cukup bisa menerima kekurangan ini.
2. Suspensi depan agak keras kalau melewati jalanan tidak rata, tapi kalau dibawa lebih kencang itu terasa cukup enak. Dan lagi, saat pertama kali membawa Honda PCX160 melewati perlintasan kereta api di jalan raya, terasa sekali mulusnya, seperti tidak terasa. Tapi ketika melewati jalanan yang banyak gundukan, terasa tidak enak. Saya bisa katakan bahwa karakter suspensi depan Honda PCX160 ini agak unik ya.
3. Ban bawaan pabrik terasa mantul2, dikempesin sedikit terasa lebih enak. Saya kira hanya di Honda PCX160 yang saya pakai saja saya rasakan ban depannya mental-mentul melewati jalanan tidak rata, ternyata pengguna lain juga merasakan hal yang sama, dan menurut pendapat yang populer, hal ini berasal dari jenis ban bawaannya.
4. Suspensi belakang juga terasa cukup keras bahkan cukup sering sampai bunyi duk duk seperti mentok, tapi buat saya pribadi tidak terlalu mengganggu. Ketika PCX160 dipakai untuk boncengan maka terasa pas enaknya.
5. Tarikan bawah kurang galak. Saya tidak bilang pelan ya, tapi tarikan bawahnya memang tidak segalak Vario atau BeAT. Sekali lagi, bukan berarti pelan. Mungkin ini pengaruh dari setting CVT-nya dan setting ecu agar motor ini enak dibawa halus oleh banyak kalangan baik pria maupun wanita. Ramah untuk rider pemula sekalipun.
6. Ada suara yang cukup keras yang kemungkinan dari filter udara. Ini bisa menjadi kesukaan orang yang suka suara sporty, tapi di malam hari yang sunyi, PCX160 terasa cukup berisik walau dibawa pelan. Tapi suaranya enak buat saya pribadi, khas mesin 160cc-nya Honda saat ini.
7. Laci depan terbilang sempit. Misalnya menaruh ponsel kita dan botol minum 600ml, maka cukup sulit untuk mengambilnya. Apalagi kalau kita menaruh botol minum sekaligus sambil charging melalui port USB-nya, maka sangat-sangat merepotkan.
8. Tidak ada gantungan seperti motor matic ukuran lebih kecil. Khas motor matic maxi, tidak ada fitur gantungan dari pabrik sehingga kita bisa kesusahan membawa barang belanjaan yang harus digantung. Saya biasanya menggantung kantong plastik di tabung minyak rem atau di raiser stang. Masalah ini bisa juga diatasi dengan membeli gantungan tambahan untuk dipasang di stang.
9. Lampu LED depan biasa saja terangnya, entah kenapa terasa kurang terang. Bahkan bagi saya yang terbiasa pakai motor berlampu kuning jadul, headlights PCX160 ini rasanya sangat biasa ketika berpapasan dengan banyak kendaraan dari lawan arah.
10. Lampu jauhnya tidak jauh. Seperti desain gagal, lampu jauhnya hanya menambah sedikit sekali, lebih untuk memberikan penerangan lebih pekat dibanding sebagai lampu jauh. Kalau sering melakukan touring jauh, rasanya hampir wajib ya untuk menambah lampu jauh. Saya cukup kerepotan membawa Honda PCX 160 di malam hari di jalanan yang meliak-liuk.
11. Mode santai tidak sesantai pesaingnya. Kaki ketika selonjor masih kurang lurus, tapi hal ini tidak terlalu menjadi masalah untuk saya pribadi.
12. Apakah gredek CVT-nya? Ya, pada akhirnya si gredek muncul di Honda PCX160, TAPI saat saya sudah menggunakan sejauh 2000 Km lebih tanpa service pembersihan. Jadi, Honda PCX160 ini saya pakai touring jauh, berangkat sejauh 1750 Km, dan pulang sejauh 1250 Km. Gredek muncul setelah perjalanan sekitar 2700 Km tanpa service, hanya mengganti Oli mesin saja.
13. Apakah jok PCX 160 keras? Memang tidak senyaman rivalnya. Tapi tidak bisa dibilang keras juga, tidak sekeras Vario 150 yang seperti papan itu 😀
Itu dia 13 kelemahan dan kekurangan Honda PCX160 menurut pengalaman saya sendiri selama kurang lebih 6 bulan. Tentu sebagian besar kelemahan di atas tidak terlalu berpengaruh terhadap keasyikan mengendarai PCX 160.
Bagaimana dengan kekurangan yang banyak digembar-gemborkan seperti ABS hanya satu channel, ruang kaki kurang luas, atau tidak ada konektivitas ke smartphone? Itu benar adanya, tapi bagi saya sendiri, tiga kekurangan tersebut tidak terlalu mempengaruhi.
Honda PCX160 yang saya pakai adalah tipe CBS, dan saya merasa sudah sangat cukup karena pengalaman saya sudah cukup lama mengendarai motor sport 150cc tanpa ABS. Jadi saya cukup paham bagaimana cara mengerem mendadak tanpa sampai terkunci bannya. Ruang kaki buat saya tidak ada keluhan, begitu juga konektivitas smartphone; tidak saya butuhkan.
Nah, karena artikel ini sudah cukup panjang, bahasan tentang kelebihan Honda PCX160 akan kita bahas di artikel terpisah. Bagaimana menurut anda pengguna Honda PCX160, apakah merasakan juga kekurangan Honda PCX160 di atas?